Couscous adalah salah satu makanan pokok yang berasal dari Afrika Utara, terutama dari negara-negara seperti Maroko, Tunisia, dan Aljazair. Dengan bentuknya yang menyerupai butiran kecil berwarna kuning pucat, couscous telah menjadi bagian penting dalam budaya kuliner kawasan Maghreb selama berabad-abad. Kini, hidangan ini telah mendunia dan dikenal sebagai makanan sehat, fleksibel, dan mudah diolah.
Asal-Usul dan Sejarah Couscous
Warisan Kuliner Berabad-Abad
Couscous diyakini telah ada sejak lebih dari seribu tahun yang lalu dan menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di wilayah Maghreb. Bukti arkeologis menunjukkan bahwa couscous telah dikonsumsi sejak abad ke-9 atau bahkan sebelumnya. Makanan ini tidak hanya berfungsi sebagai sumber energi utama, tetapi juga melambangkan nilai-nilai kebersamaan dan tradisi.
Dalam budaya Afrika Utara, couscous sering disajikan pada hari Jumat setelah salat, serta dalam perayaan-perayaan keluarga seperti pernikahan, kelahiran, dan pertemuan besar lainnya. Makan couscous bersama di satu wadah besar juga menjadi simbol kebersamaan dalam masyarakat.
Penyebaran Global
Couscous mulai dikenal di Eropa setelah pengaruh kolonial Prancis di Afrika Utara. Imigran dari Maghreb membawa resep dan kebiasaan makan couscous ke negara-negara seperti Prancis, Italia, dan Spanyol. Sejak itu, couscous mendapatkan tempat dalam berbagai tradisi kuliner internasional dan dianggap sebagai alternatif sehat dari nasi atau pasta.
Bahan dan Cara Pembuatan Couscous
Terbuat dari Gandum Semolina
Couscous secara tradisional terbuat dari semolina—tepung kasar dari gandum durum—yang dibasahi dan digulung menjadi butiran kecil, kemudian dikeringkan. Di masa lalu, proses ini dilakukan secara manual dan memerlukan keterampilan khusus. Namun, saat ini, couscous instan yang sudah dikukus dan dikeringkan tersedia luas di pasaran, membuatnya jauh lebih mudah untuk dimasak hanya dengan air panas atau dikukus sebentar.
Ada juga varian couscous dari gandum utuh, jagung, hingga versi gluten-free yang dibuat dari tepung beras atau singkong, menyesuaikan dengan kebutuhan diet modern.
Cara Memasak yang Praktis
Untuk memasak couscous instan, biasanya cukup menuangkan air panas atau kaldu ke atas butirannya, menutupnya selama beberapa menit, lalu mengaduknya dengan garpu agar butiran terpisah dan mengembang. Couscous sangat cepat matang, hanya membutuhkan waktu sekitar 5–10 menit, menjadikannya pilihan ideal untuk hidangan cepat dan sehat.
Untuk hasil yang lebih autentik, couscous bisa dikukus beberapa kali menggunakan alat tradisional bernama couscoussier. Teknik ini menghasilkan tekstur yang lebih halus dan lembut, meskipun membutuhkan waktu lebih lama.
Variasi dan Penyajian Couscous
Hidangan Utama Serbaguna
Couscous sangat fleksibel dan bisa disajikan dengan berbagai jenis makanan. Di Maroko, couscous sering disajikan dengan semur daging kambing atau ayam, disertai sayuran seperti wortel, zucchini, dan labu, serta dibumbui dengan rempah-rempah seperti kayu manis, jintan, dan kunyit.
Di Tunisia, couscous biasanya lebih pedas dan dimasak dengan harissa (saus cabai khas Tunisia), tomat, dan daging laut seperti ikan atau cumi. Di Aljazair, varian couscous bisa mengandung kacang-kacangan dan bahkan buah kering seperti kismis.
Salad dan Hidangan Modern
Selain sebagai makanan utama, couscous juga banyak digunakan dalam salad dingin, seperti tabbouleh couscous atau Mediterranean couscous salad, yang dicampur dengan mentimun, tomat, zaitun, dan keju feta. Hidangan ini populer di kalangan vegetarian dan pencinta makanan sehat karena rendah lemak, tinggi serat, dan kaya akan nutrisi.
Bahkan, couscous kini juga digunakan sebagai pengganti nasi dalam sushi, atau sebagai bahan dasar burger vegetarian.