Bakpao adalah salah satu makanan khas Tiongkok yang telah mendunia dan sangat akrab bagi masyarakat Indonesia. Roti lembut yang dikukus ini memiliki berbagai isian, dari yang manis hingga gurih, menjadikannya kudapan serbaguna yang bisa dinikmati kapan saja. Nama “bakpao” sendiri berasal dari bahasa Hokkien: bak artinya daging, dan pao berarti bungkus, namun seiring waktu, variasi isi bakpao semakin beragam, bahkan tanpa daging sekalipun.
Sejarah dan Asal Usul Bakpao
Dari Medan Perang ke Meja Makan
Bakpao diyakini telah ada sejak ribuan tahun lalu di Tiongkok. Konon, makanan ini diciptakan oleh Zhuge Liang, seorang ahli strategi militer dari era Tiga Kerajaan. Ia membuat bakpao sebagai persembahan untuk menenangkan arwah tentara yang gugur, dengan mengganti kepala manusia (yang dahulu digunakan dalam ritual) dengan roti berbentuk bulat berisi daging. Roti ini kemudian menjadi populer dan diadopsi sebagai makanan sehari-hari.
Dalam perkembangannya, bakpao menyebar ke berbagai wilayah di Asia, termasuk Indonesia, seiring dengan migrasi orang Tionghoa. Di Indonesia, bakpao mengalami adaptasi bahan dan rasa, sehingga cocok dengan lidah lokal.
Ciri Khas Bakpao
Bakpao memiliki tampilan sederhana namun memikat: berbentuk bulat, berwarna putih bersih, dengan tekstur lembut dan kenyal. Proses pengukusan menjadikan tekstur roti bakpao berbeda dari roti panggang biasa. Kelembutan ini menjadikan bakpao cocok disantap sebagai sarapan, camilan, hingga makanan pendamping teh.
Kulit Bakpao yang Lembut
Kulit bakpao terbuat dari campuran tepung terigu, ragi, gula, air, dan sedikit minyak. Adonan ini diuleni hingga halus, kemudian didiamkan agar mengembang sebelum dibentuk dan diisi. Teknik menguleni dan fermentasi sangat mempengaruhi kelembutan roti. Dalam versi modern, beberapa pembuat menambahkan susu atau baking powder untuk hasil lebih empuk.
Ragam Isian yang Menggoda Selera
Meskipun nama awalnya berarti “bungkus daging,” kini isian bakpao sangat bervariasi, di antaranya:
Daging Cincang (Ayam/Sapi/Babi): Biasanya dibumbui dengan saus manis gurih khas Tiongkok.
Kacang Merah: Isian klasik manis yang lembut dan cocok untuk pencinta dessert.
Cokelat atau Keju: Variasi modern yang digemari anak-anak dan pecinta rasa manis.
Sayuran atau Jamur: Pilihan vegetarian yang semakin populer.
Telur Asin atau Kuning Telur Meleleh (Liu Sha Bao): Variasi mewah dengan rasa asin dan tekstur lumer.
Bakpao dalam Kehidupan Sehari-hari
Populer di Berbagai Kalangan
Bakpao bisa ditemukan mulai dari pedagang kaki lima hingga restoran dim sum mewah. Di Indonesia, bakpao sering dijual dalam bentuk beku sebagai stok makanan praktis di rumah. Selain itu, banyak penjual keliling yang menjajakan bakpao hangat di pagi atau sore hari.
Kudapan Serbaguna
Karena sifatnya yang mengenyangkan tapi ringan, bakpao cocok dinikmati dalam berbagai suasana. Di pagi hari, bakpao bisa menjadi sarapan cepat bersama secangkir teh atau kopi. Di malam hari, bakpao hangat sering menjadi comfort food yang menenangkan.
Bakpao juga sering dijadikan bagian dari perayaan budaya Tionghoa seperti Tahun Baru Imlek, atau sebagai suguhan saat acara keluarga dan kumpul komunitas. Bentuk bulat bakpao dianggap membawa keberuntungan dan simbol kesempurnaan dalam budaya Tionghoa.
Inovasi dan Kreasi Modern
Seiring perkembangan zaman, bakpao terus berinovasi baik dari segi rasa, bentuk, maupun tampilan. Di berbagai restoran modern, bakpao kini disajikan dengan bentuk lucu seperti karakter kartun (animal-shaped buns) atau diberi warna-warni alami dari matcha, ubi ungu, hingga arang aktif (charcoal).
Beberapa tempat juga menyajikan bakpao goreng, di mana roti kukus digoreng sebentar agar bagian luarnya garing namun dalamnya tetap lembut. Kreasi ini semakin memperkaya pengalaman menyantap bakpao.